Selasa, 26 Maret 2013

Biografi Wali Band

pada kesempatan kali ini sedikit share mengenai wali band yang mungkin sudah kenal dengan lagu lagunya yang galau berwarnakan aliran musik yang beda tentunya, di samping itu juga lagu lagunya religi yang membuat hati terenyuh dan semangat untuk beribadah, nahhh bicara tentang wali berikut adalah biodata wali yang mungkin bisa sedikit untuk lebih tahu riwayat dan berjuangan band ini silahkan disimak.
Band WALI terbentuk pada tanggal 31 oktober 1999, yang sebelumnya bernama FIERA, dengan personel Faank (Vocal), Tomi (Drum), Endang (Bass), Raden (Guitar II), dan, Apoy (Guitar I).
FIERA terus melewati berbagai perubahan pemahaman dan keinginan baik secara institusi maupun personal. Pada tahun 2007 awal, Endang dan Raden akhirnya tak dapat bergabung lagi bersama FIERA karena kesibukan masing-masing. Ada sedikit perdebatan tentang posisi gitar 2, akankah harus tetap mencari pemain gitar lainnya atau dengan pergantian instrument…? dengan segala efesiensi, perdebatan itu diakhir dengan opsi pergantian instrument, yaitu tidak ada gitar 2 melainkan keyboard synthetizer untuk mempertebal harmonisasi lagu. Pilihan Fiera jatuh pada Ovie yang tak lain adalah keyboardist pengiring untuk sebuah paduan suara yang ada di kampus UIN Jakarta.

Layaknya pengantin baru… FIERA mencoba saling memahami dan mengerti satu sama lain. Dan pada kesempatan yang sama juga FIERA mencoba meng-upgrade bersama daya juangnya. Tak tanggung-tanggung nama band inipun akhirnya disepakati untuk dirubah menjadi WALI band yang digawangi oleh Faank (Vocal), Apoy (Guitar/songs Writer), Tomi (Drum), & Ovie (Keyboard & Synt).

Gayung bersambut, pada pertengahan tahun 2007 bersama manajer kami (Adzee) dan Positif Art management, WALI mendapatkan kesempatan memasuki dunia rekaman bersama salah satu Major Label NAGASWARA.

WALI adalah berasal dari kata yang amat memasyarakat yang berarti wakil. Mengapa dinamakan WALI,? karena salah satunya selain nama tersebut sangat mudah diucapkan oleh semua orang, sisi lainnya adalahgroup WALI dengan segala keterbatasan yang ada, berharap bisa mewakili segenap perasaan dan curahan hati manusia…tapi bila ada yang mengaitkan nama WALI dengan WALI SONGO anggap saja BUY ONE GET ONE FREE… Jenis/aliran musik “LOCAL POP CREATIVE”


PENGHARGAAN-PENGHARGAAN :

* Faank: 3rd Winner The Best Vocal IAIN se-Indonesia, 2002
* Penghargaan Klik Award untuk Video Clip Ter-request tahun 2009
* Penghargaan 13 th AMI Awards untuk I-Ring Terbanyak tahun 2010
* Special Award dalam SCTV Music Award untuk RBT Terlaris tahun 2010
* Penghargaan SCTV Music Award untuk Lagu Paling Ngetop tahun 2010
* Penghargaan SCTV Music Award untuk Album POP Duo/Band Ngetop tahun 2010
* Penghargaan 15 th TELKOMSEL untuk The Best Artist Of Digital Music 2009-2010 pada tanggal 26 Mei 2010
* Penghargaan NAGASWARA untuk 16 Juta Download RBT 2 nd Album Cari Jodoh tahun 2010
* Inbox Award SCTV untuk Nada Sambung Pribadi Terlaris tahun 2009
* Penghargaan NAGASWARA 2008 untuk 1.000.000 RBT Download Lagu D.I.K No.1 di Telkomsel, Xl Dan Indosat pada tanggal 22 mei 2008
* Penghargaan INDOSAT Top Download tahun 2009
* Penghargaan Museum Rekor Dunia-Indonesia atas rekor Perolehan RBT terbanyak dalam waktu 4 bulan pada Maret 2010
* Penghargaan 11 Tahun Halo Selebriti untuk “Band favorit Pilihan Pemirsa Halo Selebriti SCTV” pada tanggal 18 Oktober 2010
* Penghargaan Sahabat Setia SmarTone untuk category My Favorite Song of 2010 Award di Hongkong pada November 2010
* Penghargaan Sahabat Setia SmarTone untuk category Band of the Year Award di Hongkong pada November 2010
* Nagaswara Music Award untuk kategori “Most Band Perform” pada tanggal 7 Desember 2010
* Nagaswara Music Award untuk kategori “Special Award Best Achievement” pada tanggal 7 Desember 2010
* Indigo Award 2010 untuk kategori “Best Digital Music Band/Duo” pada tanggal 8 Desember 2010


Biografi Band Noah


Siapakah Noah band?

NOAH band adalah sebuah band pop rock yang telah lama kita tunggu kembalinya nada-nada mereka di musik Indonesia. Mereka bukanlah musisi baru di Indonesia, bisa dibilang mereka adalah Ex-Peterpan yang menjadi band fenomenal di Idonesia.

Dengan posisi Ariel sebagai vocal, Uki & Lukman sebagai gitaris, Reza sebagai drummer, dan David sebagai keyboardis, mereka kembali membawa kita kembali bernostalgia dengan lagu-lagu klasik, dan cerita klasik yang selalu teringat saat dahulu.

Mereka membutuhkan waktu sekitar 2 tahun untuk rilis album perdana dengan nama baru, hambatannya karena setiap masing-masing personel sendiri yang tidak ingin menciptakan lagu murahan atau gampangan ditambah lagi dalam pemilihan lirik yang tidak biasa.


 .. . .. .


Noah Band sendiri diumumkan pertama kali pada press conference dengan media di kantor Musica Studio. Nama NOAH akhirnya sepakat mereka pilih sebagai identitas baru. Sebuah nama baru yang mereka pilih menjadi bendera bermusik mereka. Menjadi penanda dan jati diri serta jubah kebesaran musik dari mereka berlima.



Jika kamu perhatikan, Logo bulu yang tadinya menghadap ke kiri sekarang menghadap ke kanan. Mendongak keatas. Menuju optimisme. Logo bulu dengan posisi mendongak keatas ini sudah dipakai di album Suara Lainnya.



Video Penampilan Fatin Tembus Angka 2 Juta "View"

Video audisi Fatin Shidqia Lubis di acara X Factor yang membawakan lagu "Grenade" saat ini sudah tembus dua juta view. Beberapa video Fatin lainnya yang diunggah ke YouTube pun juga sudah tembus satu juta view.

Diakses pada Kamis (22/3), video "Grenade" Fatin sudah ditonton sebanyak 2.010.877 kali. Adapun video Fatin yang menyanyikan lagu "Diamonds" telah ditonton sebanyak 1.204.108 kali.

Sementara itu, video Fatin berdurasi 2 menit 33 detik yang membawakan lagu "Pumped Up Kicks" telah ditonton sebanyak 1.510.586 kali. Lagu "Pudar" yang dibawakan Fatin pada 1 Maret 2013 kemarin pun sudah tembus 1.072.147 view.

Adapun lagu "Girl On Fire" yang dibawakan Fatin pada 8 Maret 2013 telah ditonton sebanyak 929.540 kali.

Nama Fatin mulai mencuri perhatian setelah berhasil memikat Bruno Mars, artis musik internasional dari Amerika Serikat, setelah menonton video YouTube yang berisi penampilan pelajar SMA itu membawakan "Grenade".  Sang pemilik lagu, Bruno Mars, lalu menampilkan video tersebut ke situs resminya, brunomars.com.

Penampilan Fatin di ajang X Factor juga mencuri perhatian para juri sekaligus mentor X Factor Indonesia Auditions, yaitu Ahmad Dhani, Rossa, Anggun dan Bebi Romeo. Tak heran, Fatin pun menjadi salah satu finalis yang diunggulkan.

Ariel "Meleleh" karena Pendamping Barunya

Api dan es sejatinya tak bisa menjadi satu. Tapi, dalam program musik/variety show Viva La Vida di layar kaca ANTV, kedua unsur itu bisa menyatu, diwakili oleh duet vokalis antara Sierra Sutedjo dan Ariel "NOAH".Penampilan mereka di Plenary Hall, Jakarta Convention Center, Minggu (17/3/2013) malam, tersebut diiringi oleh band NOAH. Digambarkan dengan bantuan teknologi video mapping, Ariel mewakili sifat es, sementara Sierra mewakili sifat api, sewaktu keduanya menyanyikan lagu "Ada Apa Denganmu".
Kedua sifat itu awalnya saling bertentangan. Layar video mapping terbagi dua untuk menggambarkan kedua sifat tersebut. Sampai di satu waktu, dengan sifat apinya, Sierra menghampiri Ariel. Perlahan penggambaran sifat es, yang diwakili oleh Ariel, mulai meleleh dan memadamkan sifat api pada Sierra. Hasilnya, es dan api ini melebur menjadi satu dan menghasilkan visualisasi pemandangan yang menyejukkan mata.
Dalam wawancara sebelumnya, Manajer Koordinator Produksi ANTV, Antonius Kelly, menjelaskan bahwa konsep menyatukan sifat es dengan sifat api dalam sebuah video mapping merupakan tantangan yang mengasyikkan. "Ini tantangan bagi kami karena kami dan artis penyanyi harus bisa berkoordinasi baik untuk menyesuaikan gerak badan mereka," ungkap Antonius ketika berbincang di studio ANTV, Jumat (15/3/2013) lalu.
Lanjut Antonius, dengan video mapping itu, ada beberapa titik ketika Ariel dan Sierra harus memosisikan diri saat mereka melantunkan bagian lirik tertentu supaya visualisasinya pas.

Rabu, 20 Maret 2013

Tokoh Artis Dangdut Yang Terkenal

Rhoma Irama Revolusi Si Raja Dangdut

Dangdut Musik Asli Indonesia Sejarah Perkembangan Tokoh Ciri Fenomena Ironi - www.iniunik.web.id
Rhoma Irama adalah seorang revolusioner dalam dunia musik Indonesia. Demikianlah komentar seorang sosiolog AS dalam tesisnya berjudul Rhoma Irama and the Dangdut Style: Aspect of Contemporary Indonesia Popular Culture, 1985. Komentar ini tidaklah berlebihan mengingat "Raja Dangdut" yang mencanangkan semboyan Voice of Moslem pada 13 Oktober 1973 ini menjadi agen pembaharu musik Melayu yang memadukan unsur musik rock dalam musik melayu serta melakukan improvisasi atas syair, lirik, kostum dan penampilan di atas panggung.

Pengalamannya menyanyikan lagu-lagu India sewaktu masih sekolah dasar, lagu-lagu pop dan rock Barat hingga akhir 1960-an lalu beralih ke musik Melayu, menjadikan lagu dan musik yang dibawakannya di atas panggung lebih dinamis, melodis dan menarik.

Kehidupannya tidak jauh dari terpaan gosip dan komentar pro dan kontra terhadap berbagai sikap yang diambilnya. Katakan saja, fenomena goyangan Inul yang dikecamnya dan dianggap tidak sesuai dengan nilai-nilai agama. Bahkan belum lama ini, sekitar bulan Mei 2003 lalu, ia digosipkan menjalin hubungan "istimewa" dengan artis dangdut, Lely Angraeni (Angel). Menanggapi hal itu, Sang Raja Dangdut yang sudah puluhan tahun merajai belantara dunia artis tetap tenang memberikan penjelasan kepada masyarakat perihal gosip tersebut.

Dangdut Musik Asli Indonesia Sejarah Perkembangan Tokoh Ciri Fenomena Ironi - www.iniunik.web.id
Pria "ningrat" kelahiran Tasikmalaya, 11 Desember 1946 ini merupakan putra kedua dari empat belas bersaudara, delapan laki-laki dan enam perempuan (delapan saudara kandung, empat saudara seibu dan dua saudara bawaan dari ayah tirinya).

Ayahnya, Raden Burdah Anggawirya, seorang komandan gerilyawan Garuda Putih, memberinya nama "Irama" karena bersimpati terhadap grup sandiwara Irama Baru asal Jakarta yang pernah diundangnya untuk menghibur pasukannya di Tasikmalaya. Sebelum pindah ke Tasikmalaya, keluarganya tinggal di Jakarta dan di kota inilah kakaknya, Haji Benny Muharam dilahirkan.

Setelah beberapa tahun tinggal di Tasikmalaya, keluarganya termasuk kakaknya, Haji Benny Muharam, dan adik-adiknya, Handi dan Ance, pindah lagi ke Jakarta lalu tinggal di Jalan Cicarawa, Bukit Duri, kemudian pindah ke Bukit Duri Tanjakan. Di sinilah mereka menghabiskan masa remaja sampai tahun 1971 lalu pindah lagi ke Tebet.

Semenjak kecil Rhoma sudah terlihat bakat seninya. Tangisannya terhenti setiap kali ibundanya, Tuti Juariah menyenandungkan lagu-lagu. Masuk kelas nol, ia sudah mulai menyukai lagu. Minatnya pada lagu semakin besar ketika masuk sekolah dasar. Menginjak kelas 2 SD, ia sudah bisa membawakan lagu-lagu Barat dan India dengan baik. Ia suka menyanyikan lagu No Other Love, kesayangan ibunya, dan lagu Mera Bilye Buchariajaya yang dinyanyikan oleh Lata Maagiskar. Selain itu, ia juga menikmati lagu-lagu Timur Tengah yang dinyanyikan Umm Kaltsum.

Bakat musiknya mungkin berasal dari ayahnya yang fasih memainkan seruling dan menyanyikan lagu-lagu Cianjuran, sebuah kesenian khas Sunda. Selain itu, pamannya yang bernama Arifin Ganda suka mengajarinya lagu-lagu Jepang ketika Rhoma masih kecil.

Karena usia Rhoma dengan kakaknya Benny tidak berbeda jauh, mereka selalu kompak dan pergi berdua-duaan. Berbeda dengan kakaknya yang lebih sering malas ikut mengaji di surau atau rumah kyai, Rhoma selalu mengikuti pengajian dengan tekun. Setiap kali ayah ibunya bertanya apakah kakaknya ikut mengaji, Rhoma selalu menjawab ya. Ke sekolahpun mereka berangkat bersama-sama. Dengan berboncengan sepeda, keduanya berangkat dan pulang ke sekolah di SD Kibono, Manggarai.

Di bangku SD, bakat menyanyi Rhoma semakin kelihatan. Rhoma adalah murid yang paling rajin bila disuruh maju ke depan kelas untuk menyanyi. Dan uniknya, Rhoma tidak sama dengan murid-murid lain yang suka malu-malu di depan kelas. Rhoma menyanyi dengan suara keras hingga terdengar sampai ke kelas-kelas lain. Perhatian murid-murid semakin besar karena Rhoma tidak menyanyikan lagu anak-anak atau lagu kebangsaan, melainkan lagu-lagu India.

Bakatnya sebagai penyanyi mendapat perhatian penyanyi senior, Bing Slamet karena melihat penampilan Rhoma yang mengesankan ketika menyanyikan sebuah lagu Barat dalam acara pesta di sekolahnya. Suatu hari ketika Rhoma masih duduk di kelas 4, Bing membawanya tampil dalam sebuah show di Gedung SBKA (Serikat Buruh Kereta Api) di Manggarai. Ini merupakan pengalaman yang membanggakan bagi Rhoma.

Sejak itu, meski belum berpikir untuk menjadi penyanyi, Rhoma sudah tidak terpisahkan lagi dari musik. Dengan usaha sendiri, ia belajar memainkan gitar hingga mahir. Karena saking tergila-gilanya dengan gitar, Rhoma sering membuat ibunya marah besar. Setiap kali ia pulang sekolah, yang pertama dia cari adalah gitar. Begitu pula setiap kali ia keluar rumah, gitar hampir selalu ia bawa.

Pernah suatu kali, ibunya menyuruh Rhoma menjaga adiknya, tetapi Rhoma lebih suka memilih bermain gitar. Akibat ulahnya itu, ibunya merampas gitarnya lalu melemparkannya ke arah pohon jambu hingga pecah. Kejadian itu membuat sedih Rhoma karena gitar adalah teman nomor satu baginya.

Dalam perkembangannya dalam mendalami musik, Rhoma mulai menyadari bahwa meskipun ayah dan ibunya - pasangan berdarah ningrat - adalah penggemar musik, mereka tetap menganggap dunia musik bukanlah sesuatu yang patut dibanggakan atau dijadikan sebuah profesi. Ibunya sering meneriakkan "berisik" setiap kali ia menyanyi dan beranggapan bahwa musik akan menghambat sekolahnya. Kenyataan ini membuat bakat musik Rhoma justru semakin berkembang dari luar rumah karena di dalam rumah ia kurang mendapat dukungan.

Sewaktu Rhoma masih kelas 5 SD tahun 1958, ayahnya meninggal dunia. Sang ayah meninggalkan delapan anak, yaitu, Benny, Rhoma, Handi, Ance, Dedi, Eni, Herry, dan Yayang. Ketika kakaknya, Benny masih duduk di kelas 1 SMP, ibunya menikah lagi dengan seorang perwira ABRI, Raden Soma Wijaya, yang masih ada hubungan famili dan juga berdarah ningrat. Ayah tirinya ini membawa dua anak dari istrinya yang terdahulu dan setelah menikah dengan Ibu Rhoma, sang ibu melahirkan dua anak lagi.

Ketika ayah kandungnya masih hidup, suasana di rumahnya feodal. Sehari-hari ayah dan ibunya berbicara dengan bahasa Belanda. Segalanya harus serba teratur dan menggunakan tata krama tertentu. Para pembantu harus memanggil anak-anak dengan sebutan Den (raden). Anak-anak harus tidur siang dan makan bersama-sama. Ayahnya juga tak segan-segan menghukum mereka dengan pukulan jika dianggap melakukan kesalahan, misalnya bermain hujan atau membolos sekolah.

Keadaan keluarga Rhoma di Tebet waktu itu memang tergolong cukup kaya bila dibandingkan dengan masyarakat sekitar. Rumahnya mentereng dan mereka memiliki beberapa mobil seperti Impala, mobil yang tergolong mewah di zaman itu. Rhoma juga selalu berpakaian bagus dan mahal.

Namun, suasana feodal itu tidak lagi kental setelah ayah tiri-nya hadir di tengah-tengah keluarga mereka. Bahkan dari ayah tiri inilah, di samping pamannya, Rhoma mendapat 'angin' untuk menyalurkan bakat musiknya. Secara bertahap ayah tirinya membelikan alat-alat musik akustik berupa gitar, bongo, dan sebagainya.

Dunia Rhoma di masa kanak-kanak rupanya bukan hanya dunia musik. Rhoma juga suka adu jotos dengan anak-anak lain. Lingkungan pergaulannya ketika itu tergolong keras. Anak-anak saat itu cenderung mengelompok dalam geng, dan satu geng dengan geng lainnya saling bermusuhan, atau setidaknya saling bersaing. Dengan demikian, perkelahian antar geng sering tak terhindarkan.

Di Bukitduri tempat tinggalnya, hampir setiap kampung di daerah itu terdapat geng (kelompok anak muda). Di Bukitduri ada BBC (Bukit Duri Boys Club), di Kenari ada Kenari Boys, Cobra Boys, dan sebagainya. Dari Bukitduri Puteran, dan dari Manggarai banyak anak muda yang bergabung dengan Geng Cobra. Geng-geng ini saling bermusuhan sehingga keributan selalu hampir terjadi setiap kali mereka bertemu.

Satu hal yang cukup menonjol pada diri Rhoma adalah teman-temannya hampir selalu menjadikan Rhoma sebagai pemimpin. Tentu saja, bila gengnya bentrok dengan geng lain, Rhomalah yang diharapkan tampil paling depan, untuk berkelahi. Meskipun pernah menang beberapa kali, Rhoma juga sering mengalami babak belur, bahkan pernah luka cukup parah karena dikeroyok 15 anak di daerah Megaria.

Ketika ia masuk SMP, tempat-tempat berlatih silat semakin marak. Tetapi, bagi Rhoma, ilmu bela diri nasional ini tidaklah asing, karena sejak kecil ia sudah mendapat latihan dari ayahnya dan beberapa guru silat lainnya. Rhoma pernah belajar silat Cingkrik (paduan silat Betawi dan Cimande) pada Pak Rohimin di Kebun Jeruk, Jakarta Barat. Rhoma juga pernah belajar silat Sigundel di Jalan talang, selain beberapa ilmu silat yang lain. Bila terjadi perkelahian antar geng, para anggota geng saling menjajal ilmu silat yang telah mereka pelajari.

Karena kebandelannya itulah maka Rhoma beberapa kali harus tinggal kelas, sehingga karena malu maka ia acapkali berpindah sekolah. Kelas Tiga SMP dijalaninya di Medan. Ketika itu ia dititipkan di rumah pamannya. Tapi, tak berapa lama kemudian ia sudah pindah lagi ke SMP Negeri XV Jakarta.

Kenakalan Rhoma terus berlanjut hingga bangku SMA. Sewaktu bersekolah di SMA Negeri VIII Jakarta, ia pernah kabur dari kelas lewat jendela karena ingin bermain musik dengan teman-temannya yang sudah menunggunya di luar. Kegandrungannya pada musik dan berkelahi di luar dan dalam sekolah membuatnya acapkali keluar masuk sekolah SMA. Selain di SMA Negeri VIII Jakarta, ia juga pernah tercatat sebagai siswa di SMA PSKD Jakarta, St Joseph di Solo, dan akhirnya ia menetap di SMA 17 Agustus Tebet, Jakarta, tak jauh dari rumahnya.

Di masa SMA lah Rhoma sempat melewati masa-masa sangat pahit. Ia terpaksa menjadi pengamen di jalanan Kota Solo. Di sana dia ditampung di rumah seorang pengamen bernama Mas Gito. Sebenarnya, sebelum "terdampar" di Solo, ia berniat hendak belajar agama di Pesantren Tebuireng Jombang. Namun, karena tidak membeli karcis, Rhoma, Benny kakaknya, dan tiga orang temannya, Daeng, Umar, dan Haris harus main kucing-kucingan dengan kondektur selama dalam perjalanan. Daripada terus gelisah karena takut ketahuan lalu diturunkan di tempat sepi, mereka akhirnya memilih turun di Stasiun Tugu Jogja. Dari Jogja, mereka naik kereta lagi menuju Solo.

Di Solo, Rhoma melanjutkan sekolahnya di SMA St. Joseph. Biaya sekolah diperolehnya dari mengamen dan menjual beberapa potong pakaian yang dibawanya dari Jakarta. Namun, karena di Solo sekolahnya tidak lulus, Rhoma harus pulang ke Jakarta dan melanjutkan sekolah di SMA 17 Agustus sampai akhirnya lulus tahun 1964. Ia kemudian melanjutkan kuliah di Fakultas Sosial Politik Universitas 17 Agustus, tapi hanya bertahan satu tahun karena ketertarikan Rhoma kepada dunia musik sudah terlampau besar.

Pada tahun tujuh puluhan, Rhoma sudah menjadi penyanyi dan musisi ternama setelah jatuh bangun dalam mendirikan band musik, mulai dari band Gayhand tahun 1963. Tak lama kemudian, ia pindah masuk Orkes Chandra Leka, sampai akhirnya membentuk band sendiri bernama Soneta yang sejak 13 Oktober 1973 mulai berkibar. Bersama grup Soneta yang dipimpinnya, Rhoma tercatat pernah memperoleh 11 Golden Record dari kaset-kasetnya.

Tahun 1972, ia menikahi Veronica yang kemudian memberinya tiga orang anak, Debby (31), Fikri (27) dan Romy (26). Tetapi sayang, Rhoma akhirnya bercerai dengan Veronica bulan Mei 1985 setelah sekitar setahun sebelumnya Rhoma menikahi Ricca Rachim - partner-nya dalam beberapa film seperti Melodi Cinta, Badai di Awal Bahagia, Camellia, Cinta Segitiga, Melodi Cinta, Pengabdian, Pengorbanan, dan Satria Bergitar. Hingga sekarang, Ricca tetap mendampingi Rhoma sebagai istri.

Kesuksesannya di dunia musik dan dunia seni peran membuat Rhoma sempat mendirikan perusahaan film Rhoma Irama Film Production yang berhasil memproduksi film, di antaranya Perjuangan dan Doa (1980) serta Cinta Kembar (1984).

Kini, Rhoma yang biasa dipanggil Pak Haji ini, banyak mengisi waktunya dengan berdakwah baik lewat musik maupun ceramah-ceramah di televisi hingga ke penjuru nusantara. Dengan semangat dan gaya khasnya, Rhoma yang menjadikan grup Soneta sebagai Sound of Moslem terus giat meluaskan syiar agama.

Tokoh nRock N Roll Yang Terkenal

Rock and roll (sering ditulis sebagai rock 'n' roll) adalah genre musik yang berkembang di Amerika Serikat pada akhir tahun 1940-an, dan mencapai puncak kepopuleran pada awal tahun 1950-an. Dari Amerika Serikat, genre musik ini tersebar ke seluruh dunia. Rock and roll melahirkan berbagai macam subgenre yang secara keseluruhan dikenal sebagai musik rock.
Ciri khas rock and roll adalah pada ketukan (beat) yang biasanya dipadu dengan lirik. Rock and roll menggunakan beat yang didasarkan salah satu ritme musik blues yang disebut boogie woogie ditambah aksen backbeat yang hampir selalu diisi pukulan snare drum. Versi klasik dari rock and roll dimainkan dengan satu atau dua gitar listrik, gitar bas listrik, dan drum set. Perangkat kibor sering dimainkan sebagai alat musik tambahan. Bila dimainkan dengan dua gitar listrik, gitar listrik yang dimainkan untuk memberi melodi disebut guitar lead, sedangkan gitar untuk memberi ritme dan harmoni disebut gitar ritme. Saksofon sering dijadikan instrumen melodi pada gaya rock and roll awal tahun 1950-an, tapi digantikan perannya oleh gitar elektrik di pertengahan tahun 1950-an. Di akhir tahun 1940-an, bentuk awal rock and roll bahkan memakai piano sebagai instrumen melodi. Salah satu cikal bakal rock and roll adalah musik boogie woogie dengan piano sebagai melodi, seperti permainan musik berbagai kelompok big band yang mendominasi dunia musik Amerika dekade 1940-an. Kepopuleran rock and roll secara massal dan mendunia ternyata menimbulkan dampak sosial yang tidak terduga. Rock and roll bukan saja memengaruhi gaya bermusik, tapi sekaligus gaya hidup, gaya berpakaian, dan bahasa. Selain sukses di dunia musik, bintang-bintang di periode awal rock and roll juga sukses di dunia film dan televisi. Elvis Presley, misalnya merupakan bintang rock and roll yang sukses sebagai bintang film dan televisi.
Istilah slang "rock and roll" sering dipakai orang berkulit hitam untuk menyebut "hubungan seks". Penyanyi wanita Trixie Smith pertama kali menggunakan istilah "rock and roll" dalam lagu "My Baby Rocks Me With One Steady Roll" yang diedarkan tahun 1922.

Tokoh Musik blues Yang terkenal

Gary Moore

Robert William  Gary Moore, Lahir 4 april 1952, Belfast, Irlandia Utara. Lebih dikenal dengan nama Gary Moore. Terpengaruh oleh Elvis Presley, The Beatles, Jimi Hendix, John Mayall, dan tentu saja peter green yang mengasuh karir gary moore. Gary moore pernah menjadi pemain gitar di skid row, Thin LIzzy, Colloseum II G- Force hingga  kemudian  iabersolo karir pada tahun 1979 dengan Hit Parissienne Walkways. Dia bisa memainkan musik rock, Jazz, folk,klasik, Heavy metal dan blues. Permainan yang cepat, penguasaan bending, Tone, Phrasing dan vibrato dan sustain yang sangat luar biasa. Lagu-lagu The boys back in town(Thin Lizzy), Grinding Stone, Time To Heal, Boogie My Way Back Home, Back On The Streets, Fanatical Fasists, Teenage Idol, Sunset, The prophed, Still Got The Blues, Dll adalah lagu-lagu dan instrumental yang perlu didengar. Gary memakai gitar gibson Les Pauldan dia sangat menguasai tangga nada pentatonik.
Selain 10 pemain blues diatas masih banyak lagi nama-nama lain yang sangat berpengaruh Seperti Freddie King, Kenny Wayne Shephred, Rory Gallagher, Jimmy Page, Johnny Winter, Peter Green, Blind Blake,Paul Kossof, Albert King, Ry Cooder, Robben Ford, Jeff Healy dll, Kemudian generasin Baru seperti Damon Fowler, Dave gross, Dave keller, Homemade Jamz' blues, dan Oli bRown. Dan Musisi Blues Asal indonesia juga seperti Slank, Flowers, Time bomb Blues, Gugun Blues Shelter, Azzhara and blues Libre, Rama Satria, dll.

Tokoh musik jazz

Musisi jazz legenda dunia dari Amerika Serikat, Lionel Leo Hampton, tampak begitu menikmati permainan pianonya. Guratan ketuaan di wajahnya memang terlihat, namun di situlah tergambar, bagaimana sosok Lionel yang telah menjadi raksasa musik jazz sejak pertengahan tahun 1930-an masih mampu bergiat di dunia musik hampir tiga perempat abad.

Penerima Cross of Merit for Science and Arts, anugerah kebudayaan tertinggi dari Pemerintah Austria tahun 1998 itu, meninggal 31 Agustus tahun 2002, dalam usia 94 tahun. Namun, dengan dipamerkannya foto Lionel karya fotografer Perancis, Nina Contini Melis (66), di Pusat Kebudayaan Italia, Jalan HOS Cokroaminoto 117, Menteng, Jakarta, Lionel seakan hidup kembali menyapa penggemar musik jazz di Indonesia.

"Lionel adalah legenda hidup yang terakhir dari swing. Memandang fotonya, yang dibuat Nina Contini tahun 1987 di Perugia, mengembalikan imajinasi saya ke musik jazz swing," kata Dian, penggemar musik jazz dan penyuka fotografi. Swing merupakan salah satu bentuk dan gaya yang sangat kuat dan berpengaruh luas dari musik jazz.

Pameran foto karya Nina Contini Melis menarik karena tidak hanya menampilkan foto Lionel Hampton, tetapi juga musisi-musisi jazz dunia lainnya, yang nama-namanya cukup melegenda di dunia. Ada Miles Davis, yang dikenal sebagai pelopor cool jazz. Pemain trompet yang suka beralih-alih gaya ini merupakan salah satu dari peniup terompet papan teratas di tingkat dunia. Ia bisa disejajarkan dengan nama-nama kondang lain, seperti Louis Armstrong, Dizzy Gillespie, dan Roy Eldridge.

Foto Miles Davis yang dipamerkan diambil Nina Contini ketika tampil dalam suatu pertunjukan jazz di Roma, tahun 1982, atau sembilan tahun sebelum Miles meninggal dalam usia 65 tahun. Tiupan trompet Miles Davis dikenal penuh emosi. Di satu saat bisa terasa syahdu dan menyentuh, tetapi di saat lain terdengar penuh kemarahan dan sakit hati. Dalam penampilannya, Miles mencampurkan antara bunyi dan kesenyapan. Senyap, baginya, sama pentingnya dengan bunyi. Foto Miles karya Nina seakan mengungkapkan hal ini.

Lihat foto Ron Carter yang begitu ekspresifnya saat memetik Cello. Foto tersebut ketika Ron Carter masih muda, ketika berusia 44 tahun, saat ia tampil di Perugia tahun 1981. Ron Carter yang dikenal sebagai pemain bas dan cello legendaris yang pernah mendukung Quinted Jazz Miles Davis kedua pada era 1960-an itu, tanggal 4 Mei mendatang genap berusia 72 tahun.

Setidaknya itulah gambaran dari sejumlah musisi legenda musik jazz, yang fotonya diambil ketika dalam pertunjukan oleh Nina Contini Melis, yang mengabdikannya dunia jazz dalam bentuk foto. Ada juga foto yang diambil saat sang legendaris berada di luar atau di balik panggung.

Lihatlah misalnya, Betty Carter, penyanyi jazz Amerika yang terkenal dengan teknik improvisasi dan idiosyncratic vocal style, yang lagi tertawa lepas. Fotonya diambil tahun 1979 di Roma, ketika Betty berusia 50 tahun. Penyanyi yang pernah tampil dengan Miles Davis ini meninggal 26 September 1998, dalam usia 69 tahun.

Selain Betty, ada sejumlah legenda jazz dunia lainnya yang difoto di luar panggung, seperti Woody Shaw (1944-1989), ketika berusia 38 tahun, Danny Richmond, Steve Lacy, Sun Ra, Charles Lloyd, dan banyak lagi yang ditampilkan dalam keadaan wajar ketimbang pada saat konser. Dalam pameran yang berlangsung hingga 25 Maret itu, Nina memamerkan 20 tokoh jazz legenda dunia, para raksasa jazz.

Pengalaman Nina yang tinggal di empat benua membuatnya dapat mendokumentasikan evolusi genre, mulai dari gerakan free jazz di Roma pada akhir tahun 1960-an, hingga periode loft jazz yang memenuhi panggung-panggung di New York pada pertengahan tahun 1970-an dan sampai ke Tokyo pada tahun 1980-an.

Nina yang pernah menjabat Direktur Artistik International Women in Jazz di Roma, 1979, pernah pameran foto tokoh-tokoh jazz antara lain di New York (1976), Roma (1980, 1981, 1982), Paris (1996, 1997), Belgia (1999), dan Indonesia (2009).

Tokoh Musik Pop Yang Terkenal

Elvis Aaron Presley

(8 Januari 1935–16 Agustus 1977) adalah seorang penyanyi rock ‘n’ roll legendaris dan terpopuler yang berasal dari Amerika Serikat. Penyanyi sekaligus musisi ternama ini merupakan icon ternama dan terpopuler di dunia musik. Ia juga adalah seorang produser musik dan aktor. Julukannya adalah “Raja Rock ‘n’ Roll”. Berkat lagu-lagunya yang memadukan irama rock ‘n’ roll dengan lagu-lagu ballad, dunia rock ‘n’ roll memperoleh fondasi komersial yang selanjutnya dapat dikembangkan musisi rock ‘n’ roll penerusnya. Pada masa kejayaannya, konser-konser Elvis dihadiri massa (kebanyakan remaja) dalam jumlah yang sangat besar. Gaya, sifat, serta cara berpakaiannya menjadi simbol bagi musik rock ‘n’ roll dan banyak ditiru penggemarnya.
Awal hidup dan karier
Lahir di East Tupelo, Mississippi, dari pasangan Vernon Elvis Presley dan Gladys Love Smith, Elvis tumbuh besar di Memphis, Tennessee. Ia mulai bermain gitar dan bermain di beberapa acara di pusat-pusat perbelanjaan. Elvis yang berusia 10 tahun menyanyikan lagu country Old Sheep. Saat duduk di bangku sekolah menengah, ia bekerja menjadi sopir truk bagi sebuah perusahaan listrik.
Pada musim panas pada tahun 1953, Elvis membayar $4 untuk merekam dua buah lagu di perusahaan rekaman Sun Studios sebagai hadiah ulang tahun bagi ibunya. Pendiri Sun, Sam Phillips, tertarik pada suaranya dan memanggilnya pada Juni 1954 untuk mengisi posisi penyanyi ballad yang sedang kosong. Sesi rekaman tersebut, yang dilakukan bersama dua musisi setempat, Scotty Moore dan Bill Black, awalnya tidak produktif, namun saat sedang istirahat dalam sebuah sesi rekaman pada 5 Juli 1954, Elvis mulai menyanyikan lagu blues karya Arthur Crudup berjudul That’s All Right. Versi Elvis disukai Phillips dan diputarkan di radio di Memphis dan segera menjadi hit di daerah tersebut. Sejak itu ia mulai melakukan tur ke berbagai tempat, termasuk ke luar Tennessee.
Ia melakukan comeback Tour yang sukses melalui penampilan televisi pada 3 Desember 1968 berjudul ’68 Comeback Special. Karier musiknya yang sempat meredup akibat “diganggu” profesi lainnya sebagai aktor dan juga hilangnya peranan dia dalam memilih jenis lagu yang ia mainkan, kembali bersinar setelah ia mendapatkan kesempatan dalam acara tersebut untuk bermain dalam jalur yang paling ia sukai, rock ‘n’ roll. Pada tahun 1969 Elvis mengadakan konser Elvis Live in Vegas 69(dinner show) dengan menggunakan karate suit. Pada tahun 1970 Elvis mengadakan konser That’s the Way It Is(dinner show)di International Hotel,Vegas. Pada tahun 1972 Elvis mengadakan Tour di The Coliseum, Hampton Roads, Virginia,The Coliseum, Richmond, Virginia,The Coliseum, Greensboro, North Carolina,Convention Center, San Antonio, Texas, Roanoke, Virginia dan Dayton, Ohio. Pada tahun 1973 Elvis mengadakan konser ‘Aloha From Hawaii’ via satelite. Aloha From Hawaii adalah konser terbesar Elvis. Akibat kecanduan obat-obat dokter seperti obat tidur, kesehatannya dan penampilannya mengalami penurunan pada sekitar pertengahan 1970-an. Ia tampil untuk terakhir kalinya dalam sebuah konser di Market Square Arena di Indianapolis, Indiana pada 26 Juni 1977.
Pada 16 Agustus 1977, Elvis ditemukan meninggal dunia di rumahnya di Graceland di Memphis akibat serangan jantung. Saat itu ia berusia 42 tahun.

Alat Musik Tradisional Sulawesi

KECAPI (Sulawesi)

Merupakan alat musik petik dari Sulawesi Selatan khususnya suku  Bugis. Kecapi  biasanya ditampilkan pada acara penjemputan para tamu, perkawinan, hajatan, bahkan hiburan pada hari ulang tahun. Menurut sejarahnya kecapi ditemukan atau diciptakan oleh seorang pelaut, sehingga bentuknya menyerupai perahu yang memiliki dua dawai, diambil karena penemuannya dari tali layar perahu dan sampai saat ini masih terus dilestarikan dan dijadikan kekayaan seni yang sangat bernilai bagi masyarakat asli Sulawesi Selatan.
   Membutuhkan latihan khusus untuk dapat memainkan alat musik ini dengan penuh penghayatan, tak jarang latihan dilakukan di alam terbuka agar dapat menyatukan rasa dan jiwa sang pemetik kecapi, lebih dari itu semua suara yang dihasilkan dari alat musik ini akan menenangkan jiwa para pendengarnya, dan mampu membawa suasana alam terhanyut dengan buaian nada-nada yang indah dari kecapi.
Sumber:www.kumpulan-ilmuku.blogspot.com

Alat Musik Tradisional Kalimantan

Kasapi
 
 
Kasapi adalah alat musik Jenis lute dengan badan mirip perahu, terdapat di beberapa
wilayah Indonesia: Kasapi, Sampek (Kalimantan), dan Salude (Minahasa).

Alat Musik Tradisional Sunda

Karinding (Sunda)

   Pada awalnya saya mengenal alat musik sunda itu, suling, gamelan, calung, angklung dan kendang. Ternyata masih banyak khazanah kesenian dan alat-alat musik sunda yang beredar tetapi tidak terpublikasi dan tidak diajarkan sewaktu sekolah. Namanya Karinding, teman saya punya group musik ‘Karinding Attack” yang underground dan lumayan keren. Karinding sendiri adalah alah yang terbuat dari kayu, ukurannya kecil mungkin sebesar pulpen atau lebih. Dibunyikannya dengan meniup dan menggerakan bagian ujung.
Untuk yang pertama kalinya saya mendengarkan langsung pementasan seni karinding di acara diskusi seni dan lingkungan yang paradoks pada 28 April 2010 di Museum Barli, Bandung. Dua kelompok seni karinding yang menampilkan dan membuat saya takjub. Keduanya memberikan saya fenomena baru dalam dunia musik tradisional.
Pada penampil pertama, yang menyajikannya dari Lembang. Saya tidak mencatat namanya, tetapi tahu asal mereka dari Lembang. Penampil pertama ini sangat sunda buhun. Membawa ‘harimau’ dan dupa yang dibakar. Liriknya juga rada-rada kesundaan baheula banget. Sangat tradisional dan sunda pisan. Dandannya jangan ditanya, kalau sunda pisan berarti lengkap antara baju pangsi, iket, kantong yang terbuat dari rami.
Penampil kedua dari Mahasiswa, uniknya ada perempuan dan tambahan alat musik yang ditiup yaitu suling dan satu lagi saya tidak tahu namanya, yang pasti seperti alat musik yang bisa menirukan bunyi burung berkicau, kalau ke Taman Wisata Alam Tangkubanparahau banyak penjualnya.
Kelompok Karinding sekarang semakin bertebaran. Saya ingat bahwa Dadang Hermawan yang terkenal dengan nama Utun, ketua FK3I Jabar, tokoh gerakan lingkungan dan seni sunda membawa Karinding pada ranah musik alternatif. Dengan kelompoknya bernama ‘Karinding Attack‘, Dadang sudah tampil dibeberapa even musik di Kota Bandung. Salahsatunya ketika pergelaran musik Underground, ‘karinding attack’ menyerang dari sisi lain. Ditengah musik-musik cadas, karinding attack muncul. Saya salut pada perjuangan Dadang ‘utun’ dalam mengkampanyekan seni sunda, kearifan lingkungan. Maju terus, Karinding! Yuuu mari kita ngarinding bareng!
Sumber:www.aldowillysefscc05.blogspot.com